Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!
jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..
karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir ☺️☺️☺️☺️
Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900
caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas↑↑
tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya
Rabu, 30 Oktober 2013
Keragaman Natal 2013 - Pengurus Sekolah Minggu Tunas Pekabaran Injil (SMTPI) Kumatu - Jemaat GPM Rehobot Klasis Pulau Ambon merayakan Natal tahun ini dengan prosesi menggunakan dialek Ambon. "Konsep ini salah satu upaya kami untuk menanamkan kecintaan anak kepada budaya daerah sendiri," kata Ketua SMPTI Kumatu, Nita Siahaya. Ia mengatakan, efek pergaulan, tayangan televisi maupun media audio-visual lain cukup berpengaruh menggeser budaya Maluku, termasuk dialek Ambon.
Siahaya mengakui ada sedikit kejanggalan untuk menempatkan dialek Ambon ke dalam sebuah program resmi menyerupai perayaan Natal, namun hal itu dikatakannya sebagai dilema kebiasaan saja.
"Mungkin sebab kita kurang terbiasa, apalagi dialek Ambon pada umumnya terkesan berangasan dan hanya dipakai dalam percakapan sehari-hari," katanya.
Liturgi perayaan Natal tersebut, kata dia, menggunakan lima lagu Kidung Jemaat (KJ) tetapi liriknya diubah ke dalam dialek Ambon, yang pembuatannya menghabiskan waktu tidak kurang dari satu minggu.
Selain dialek Ambon, enam guru SMTPI Kumatu juga tampil menggunakan kebaya modern untuk memperkuat konsep perayaan yang dimaksud. "Kami ingin tampil beda kali ini dengan mengangkat konsep keambonan," katanya singkat.
Dia menambahkan, unsur cinta Indonesia juga ditampilkan melalui prosesi penyalaan lilin Natal oleh tujuh orang anak, yang mengucapkan ayat-ayat Bibel dalam bahasa suku-suku tertentu sesuai busana tempat yang dikenakan.
Tujuh tempat tersebut yakni Batak (Sumatera Utara), Dayak (Kalimantan Timur), Jawa, Bali, Makassar (Sulawesi Selatan), Ambon (Maluku) dan Papua Barat.
Michelle Pentury (9), salah seorang anak yang diberi kiprah menyalakan lilin Natal yang mengenakan baju tabiat Sulawesi Selatan (Makassar) mengaku bahagia dapat berpartisipasi sebagai pendukung acara.
"Walaupun saya orang Ambon, tapi bahagia sekali saya gres pernah menggunakan baju tabiat sebagus ini. Ayat Bibel dalam dialek Makassar pun gampang dihafal," katanya.
Mengenai liturgi (tata ibadah) dalam dialek Ambon, kata Michelle, sangat mengasyikkan. "Agak lucu tapi menarik, terutama untuk lagu-lagu Kidung Jemaat yang sudah diubah," kata siswa kelas III SD Xaverius 1A Ambon itu.
Perayaan Natal itu dihadiri sedikitnya 100 anak SMTPI Kumatu. Mereka terdiri dari empat jenjang didik, Taman Kanak-kanak (balita) anak kecil (7-9), anak tanggung (10-12) dan dewasa (13-15). Tema Natal yang diusung yakni "Imanuel-Allah Sertai Katorang" (Imanuel-Allah Menyertai Kita).[ki]