Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya


Minggu, 24 Agustus 2014

Putih bunga ilalang, seputih cintaku,
semilir angin meniupkan tembang
Asmaradhana,
merasuk sukma menebar
Renjana,
oh
Kamajaya oh Kamaratih, 
sulit saya menolak,panah-panah cintamu,
yang kamu hunjam kehulu hati menjadi benih 
tumbuh mengakar pohon asmaraku
***
Aku tiba dari balik kabut merah
Terbang melintasi samudra darah
akan ku pecah rembulan malam
akan ku buat seisi alam menjadi kelam
akulah pangeran kegelapan
Kidung pamungkas ...."
***
Oh Betara...
S
udah sulit ku bedakan hidup dan siksa....
Setiap nafas dan langkah q raja derita......
Oh
Betara....
Buka matamu dan saksikan derita
ku....
Telah kamu kalahkan aq dengan tangan perkasamu....
Oh
Betara....
Kini mimpi-mimpikupun hitam gelap...........
Segelap bola mata
ku............

Letih sudah kaki menyelusuri lembah.......
Tapi.......
Perjalanan tidak kunjung usai.......
Tidak terperih luka.......
Carut marut oleh onak duri
Oh........
Perih luka ternyata jauh lebih perih jiwa.......
***
Gemulung halimun menutup jalan semua jalan........
Tapi saya tetap ingin pulang..........
Dewa..............
Kembalikan masa bocahku kedalam jiwa............
Jangan peluk simpulan perjalananku........
Aku masih punyak rindu...........
Yang belum pupus............
Jemariku belum lagi menyentuh bayang-bayang mimpi ku
.
***
Jagat
Dewa Batara.........
Sejuta kutuk pasu ku tadah dengan dada terbuka........
Tapi belum juga kamu satukan saya dengan anak-anakku..........
Oh...............
Hanya rindu yang menyesali dosa-dosa........
Busuk.............
Satu-satu ...........
Orok dosaku mengering sudah............
Satu-satu ...........
Bayangan masa tiba terasa benderang........
***
Pelangi muncul diatas Kurawan
Warnanya indah bukan buatan
Seorang gadis ternganga keheranan
Rambutnya tergerai jatuh ke pangkuan
***
Sekumtum Cempaka sedang mekar ditaman sari desa Manguntur
Kelopaknya indah tersenyum segar
Kan kupetik cempaka itu untuk kubawa tidur malam nanti
Ku buka daun jendela dan terbayang malam yang indah di hiasi Chandra Kartika
Di bulan Waisya ini
Sepuluh kali saya melewati pintu rumahmu yang masih rapat terkancing dari dalam
Kapn kubuka
Wahai Sang Dewi Puspa
***
Pelangi itu muncul lagi
Membuat garis melengkung ke langit tinggi
Daun ilalang diterpa angin gemerisik membangunkan tidurku dari dari mimpi buruk
Di batas tugu yang indah ini ku pahat dengan bermandikan keringat kasih
Kalau kamu tatap mega yang berbunga-bunga
Disanalah saya duduk menunggu pintu maafmu terbuka
***
Pelangi senja mengantarkan burung-burung pulang ke sarangnya
Domba-domba pulang ke kandangnya
Tapi saya hendak kemana
Apa yang kulakukan menjadi tak berharga selama senyummu masih kamu sembunyikan di balik keangkuhan hatimu
***
Nari Ratih.......................!
Kau yaitu sebongkah watu karang
Tapi saya yaitu angin yang sabar setia
Sampai langit di atas terbelah dua
Aku akan membelai namamu bagaikan bunga
***
Jika hari telah tidur dipangkuan malam
Kukirim bisikan hatiku ini bersama angin
Biarpun malam pucat kedinginan
Biarpun bintang merintih di langit yang jauh
Aku akan tidur dengan tenang
Sambil memluk senyummu dalam kehangatan mimpiku
***
Aku berkelana mencari cinta ke desa-desa yang jauh
Akhirnya di candi Walandit kupuaskan dahagaku
aku seorng pengembara yg bergandengan tangan dengan matahari
tapi yg tiba dari kegelapan dan turun bersama tetesan darah manusia
jangan bangunkan aku
biarkan saya tidur pulas diatas pangkuan rembulan
biarkan saya terbang bagai kelelawar malam …
biarkan saya lintasi samudera luas yg penuh darah
biarkan saya buat dunia berwarna merah
***
kata menciptakan mantra
mantra menyusun daya
ku hiasi seisi bumi dengan mantraku
***
Ketika kata-kata……………
Sudah tidak dapat menjawab tanya……………
Maka bahasa pedanglah yang bicara………………
Bahasa para ksatria……………
Bahwa
bumi mununtut sesaji darah manusia……………
Pedang……………
Taring
Betarakala sedang di amuk murka……………
Amarahnya menelan rembulan jadi gerhana……………
Bumi……………
Gelap pekat menangis air mata merah……………
Gemerlap kilat pedang menusuk dunia……………
Darah mengalir dari ujung pedang kekuasaan……………
Tergelar dari ujung pedang……………
Sebagaimana derita juga tergelar dari ujung yang sama……………
***
Burung merak melayang menyelinap ke istana awan……………
Ditahtanya di rentangkan sayap……………
Dari dadanya semburat sinar rembulan……………
Kidung Pamu
nkas***