Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!
jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..
karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir ☺️☺️☺️☺️
Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900
caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas↑↑
tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya
Kamis, 28 Juni 2012
By syahna aksesoris / Posted on 23.30 / Categories: religius
Apa yang saudara-saudara pikirkan waktu saudara-saudara terpaksa berbaring di ICU (Unit Perawatan Intensif) dengan pipa dan jalan masuk plastik menghubungkan bagian-bagian tubuh saudara dengan dunia luar?. Hidung saudara dihubungkan dengan zat asam, lengan saudara dengan kantung darah transfusi, makanan dimasukkan melalui hidung dan pembuluh darah, dan dikeluarkan melalui pipa pula.
Manusia dalam keadaan darurat, di tepi hidup, bukan dirinya lagi. Dia kan memusatkan perhatiannya pada prioritas utama saja. Kalau ia tidak sadar, (mungkin) ia tidak berpikir apa-apa. Kalau ia sadar sedikit, ia kan berpikir wacana tentang dirinya, ia erat dengannya, atau wacana sekarang. Kalau ia sadar, ia sanggup menerawangkan pikirannya keberbagai hal; ke pasca kini dan mereka-reka apa yang dilakukannya kelak, atau ke masa pasca merta, bila cita-cita hidupnya memudar. Tentu ia sanggup berpikir pula wacana soal-soal kecil, bumbu-bumbu kehidupan, hal-hal yang berkesan wacana penjeguknya, kebetulan-kebetulan yang terjadi dalam kehidupan dan sebagainya.
Saya menuliskan ini dengan pengalaman saya tadi siang. Saya sebuah Rumah sakit didaerah saya. Karena teman karib saya kecelakaan kemudian lintas, dan dirawat hingga kini di ICU. Kebetulan di sebelah mitra karib saya tadi, ada pasien meninggal, katanya tadi pagi beliau dibawa ke RS tersebut akhir beliau jatuh dari loteng rumahnya. Tidak usang tiba lagi Ambulance yang membawa pasien dari daerah. Pasien tersebut yaitu korban perkelahian. Perutnya terkoyak oleh bacokan badik. Sekitar 15 menit ditangani di Icu, eh malah menghembuskan napas terakhirnya. Lain lagi dengan seorang gadis tanggung yang dirawat di ICU juga. Akhirnya menhembuskan napar terakhirnya pula.
Saya jadi berpikir, koq banyak sekali orang meninggal disini. Belum 2 jam saya di Rs tersebut,sudah 3 orang meninggal di ICU. Sungguh tahan dokter-dokter ini, pikirku. Tiap hari melihat tamat hayat dan pembedahan, tiap ketika melihat orang merintih bahkan meraung di ujung maut. Saya salut kepada kalian bapak dan ibu dokter, alasannya yaitu kalian manusia-manusia tangguh yang senantiasa menemani orang-orang di tepi hidup, kalian sudah berusaha memberi obat, suntikan, bahkan semangat untuk hidup. Tapi toh alhasil yang diataslah yang memilih hidup matinya seseorang.
Melihat kejadian sekitar tamat hayat (meskipun tadi hanya 3 yang saya saksikan langsung). Saya jadi tahu beraneka ragam cara insan menjeang kematiannya. Ada yang tenang, barangkali sudah puas dengan hidupnya, barangkali sudah cukup bekerja dan sudah rela mati. Ada juga yang gelisah, barangkali alasannya yaitu memikirkan keluarganya yang akan segera ia tinggalkan, atau barangkali masih ada pekerjaannya yang belum sempat ia selesaikan, atau mengkin beliau memikirkan kekasih ahtinya yang akan segera ia tinggalkan.
Dibalik kejadian yang saya saksikan tadi. Timbul pikiran di benak saya. Tak tertutup kemungkinan esok, lusa atau kapan saja. Saya pun akan terbaring di antara orang-orang yang sedang menjalani usaha antara hidup dan mati di ruang-ruang ICU. Tapi bila saya ditakdirkan terbaring di ICU itu, maka saya akan kerahkan semangat hudup saya dan tidak akan simpel menyerah. Akan kuserahkan hidupku ke tangan Tuhan, dan kuserahkan pengobatan ke tangan para dokter; dan mental akan kuserahkan kepada familyku, tetapi hasrat hidup harus tiba dari diriku sendiri. Raga bantu-membantu sukar binasa dan jiwa tidak pernah mati!!!.
#Sebuah renungan untuk Saya dan untuk sahabat-sahabat semua.[AM]